Berkah Bulan Ramadhan: Transisi Boeing 777 & Positif Hamil!

Ketika menulis ini, masa kerja gue di Garuda sudah jalan tahun ke-5. Semua terasa begitu cepat, rasanya baru kemarin menulis blog pengalaman rekrutmen untuk menjadi Pramugari. Sekarang, dikolom komen sudah seperti forum terbuka dimana para FA wannabe saling berbagi info disana. Maaf sekali banyak dari komen disana yang belum dibalas, tapi sepertinya semakin menyelam kalian akan dapet jawabannya.

Flight terakhir saat itu 30 April 2019, yaitu rute pulang Incheon-Jakarta. Itu terakhir kalinya gue menjalani flight internasional sebelum Sertifikat FA gue secara resmi kadaluwarsa per 1 Mei 2019. Iya, pokoknya kalau sudah kadaluwarsa lo udah ngga boleh lagi terbang sampai si sertifikat itu diperpanjang.

Selama 4 tahun berkarir, gue terkualifikasi untuk terbang di dua jenis pesawat, di dunia pernerbangan kita sebut dengan istilah Type Rating. Diawal-awal training, type rating pertama yang gue dapatkan adalah Boeing 737 (narrow body) yang kemudian setelah 6 bulan resmi terbang sebagai FA, gue dan teman-teman lainnya diberikan kepercayaan untuk transisi ke pesawat yang lebih besar, yaitu Airbus 330 (wide body).

Tentu aja kedua pesawat ini yang sudah membawa gue keliling Indonesia & dunia. Rute mana yang paling jauh? Ya tentu saja, Jeddah & Madinah yang dioperasikan oleh pesawat Airbus 330 dengan lama penerbangan 8-9 jam.

Jadwal bulan berikutnya biasanya sudah kami pegang ditanggal 26-27 tiap bulannya. Saat memasuki bulan Mei, gue excited dan deg-degan karena di akhir bulan Mei gue dijadwalin sekolah transisi Boeing 777. Sebenernya dibanding excited, lebih banyak khawatirnya sih. Karena crew Boeing 777 terkenal solid, gue minder aja kalo tiba-tiba ada crew baru (kayak gue) yang nantinya pas awal-awal terbang bakalan pelanga-pelongo-menyusahkan hahaha sebuah insyekyuritih.

Gue udah bayangin terbang ke Eropa, terutama London. Walaupun berprofesi sebagai Pramugari, sampai sekarang gue belum pernah menginjakkan kaki di London ((negara impian gueee karena Chelsea fc dan Harry Potterrrrrr)). Padahal sebagian teman pada ambil cuti ke Eropa & Inggris. Sementara gue selalu ambil cuti ke Korea setiap tahun. Saking excitednya, berhubung gue anaknya super cuek sama fashion, gue mikir “Maybe this’s the right time I shall treat my self with good stuff.” Akhirnya gue jadi seneng koleksi tas yang layak buat dipakai di Eropa (sumpah ini lebay, tolong jangan dijulitin yaa hahaha)

Setelah gue jalanin sekolah transisi selama kurang lebih 7 hari, sampai tiba pada hari gue di uji oleh inspector DKPPU. Alhamdulillah gue lulus ujiannya dan layak terbang sebagai FA khusus pesawat Boeing 777. Tapiiii ternyata hari itu juga gue positif hamil, test pack menunjukkan garis dua yang kereng banget. Gue seneng, tapi kebingungan juga. Ada gosip andaikan selesai sekolah transisi langsung ambil cuti hamil, bisa jadi Type Rating Boeing 777 lo bakal dipending dan berujung gak di SAH kan. Wah gue bingung yang berujung pasrah aja.

Habis itu gue curhat ke atasan, Deputy Chief gue yang super banget baiknya. Dia turut senang mendengar kabar gue yang positif hamil, karunia katanya. Beliau bilang, “Besok langsung ambil cuti hamil aja ya, nanti pengesahan sertifikat type rating Boeing 777-nya bakal dikabarin lagi.” Baik banget gak sih Deputy Chief gue? :”)

Akhirnya setelah cuti dua bulanan, perpanjangan Sertifikat FA gue sudah selesai dan udah bisa diambil. Kebetulan juga gue lagi anter Bokap&Nyokap ke bandara, sekalian gue mampir ke kantor buat ambil sertifikat. Pas buka halaman Type Rating, yey!! Boeing 777 sudah di sah-kan! Tapi yaaa sampai bertemu ditahun berikutnya ya, Insya Allah. Karena diriku cuti hamil dulu~ hehe.

Masya Allah, alhamdulillah berkah. Dikasih dua keajaiban di bulan puasa 2019 ini. Dapet kesempatan sekolah pesawat dan diberikan seorang calon bayi yang Insya Allah sebentar lagi launching. Terima kasih ya Allah!

Tinggalkan komentar